My Seoul Trip! WARNING : Fans K-Pop akan iri!
Hello Guys!!
Jadi di minggu yang lalu, tepatnya tanggal 22 September - 26 September kemarin, ada long weekend di Korea, yaitu libur Chuseok. Menurut Wikipedia, libur Chuseok adalah libur nasional selama 3 hari untuk merayakan dan mengucapkan terima kasih atas keberhasilan panen. Nah, sebagai homo sapiens yang tidak merayakan hari raya tersebut, aku dan beberapa orang teman memutuskan untuk melalang buana ke ibukota, yaitu SEOUL.
Bisa dibilang kami melakukan persiapan cukup pas-pasan, karena kami memutuskan untuk 'budhal' kurang dari 1 minggu. Pada hari Senin (17/9), kami langsung pergi ke terminal bis untuk membeli tiket. Express Bus (atau akrabnya disapa 'Bus PATAS') di sini ada 3 jenis, yaitu Premium, Excellent, dan Economy. Untuk perjalanan kali ini, kami memutuskan untuk membeli tiket jenis Excellent. Setelah membayar 34.000 won per orang, kami berhasil mendapatkan tiket bus dari Busan (Terminal Sasang) menuju Seoul (Gyeongbu) untuk tanggal 22 September jam 6.40 pagi.
Setelah mendapatkan tiket bus, satu hal yang harus kami cari lagi adalah tempat menginap. Karena kami semua mahasiswa misqueen, kami sebisa mungkin mencari tempat menginap yang murah. Akhirnya kami memutuskan untuk mecari tempat menginap murah di sebuah platform yang bernama Airbnb. Hasilnya, kami memilih sebuah hostel di daerah Shingeumho seharga 81.000 won untuk 2 malam. Karena kami ber 3, jatuhnya hanya sekitar 27.000 won (300-an ribu rupiah untuk 2 malam).
Hari keberangkatan pun tiba. Kami sudah sepakat untuk berkumpul jam setengah 6 di depan kampus. Aku dan salah satu temanku, Wahyu, telah siap untuk berangkat. Tetapi, seorang teman kami, Alwi, masih tidak menampakkan kumisnya sama sekali. Kami menunggu sampai jam 6, masih tidak tampak. Akhirnya kami memutuskan untuk langsung menggedor kamarnya.
Jadi di minggu yang lalu, tepatnya tanggal 22 September - 26 September kemarin, ada long weekend di Korea, yaitu libur Chuseok. Menurut Wikipedia, libur Chuseok adalah libur nasional selama 3 hari untuk merayakan dan mengucapkan terima kasih atas keberhasilan panen. Nah, sebagai homo sapiens yang tidak merayakan hari raya tersebut, aku dan beberapa orang teman memutuskan untuk melalang buana ke ibukota, yaitu SEOUL.
Bisa dibilang kami melakukan persiapan cukup pas-pasan, karena kami memutuskan untuk 'budhal' kurang dari 1 minggu. Pada hari Senin (17/9), kami langsung pergi ke terminal bis untuk membeli tiket. Express Bus (atau akrabnya disapa 'Bus PATAS') di sini ada 3 jenis, yaitu Premium, Excellent, dan Economy. Untuk perjalanan kali ini, kami memutuskan untuk membeli tiket jenis Excellent. Setelah membayar 34.000 won per orang, kami berhasil mendapatkan tiket bus dari Busan (Terminal Sasang) menuju Seoul (Gyeongbu) untuk tanggal 22 September jam 6.40 pagi.
Setelah mendapatkan tiket bus, satu hal yang harus kami cari lagi adalah tempat menginap. Karena kami semua mahasiswa misqueen, kami sebisa mungkin mencari tempat menginap yang murah. Akhirnya kami memutuskan untuk mecari tempat menginap murah di sebuah platform yang bernama Airbnb. Hasilnya, kami memilih sebuah hostel di daerah Shingeumho seharga 81.000 won untuk 2 malam. Karena kami ber 3, jatuhnya hanya sekitar 27.000 won (300-an ribu rupiah untuk 2 malam).
Hari keberangkatan pun tiba. Kami sudah sepakat untuk berkumpul jam setengah 6 di depan kampus. Aku dan salah satu temanku, Wahyu, telah siap untuk berangkat. Tetapi, seorang teman kami, Alwi, masih tidak menampakkan kumisnya sama sekali. Kami menunggu sampai jam 6, masih tidak tampak. Akhirnya kami memutuskan untuk langsung menggedor kamarnya.
TERNYATA DIA KETIDURAN!
Padahal, pagi harinya dia masih sempat morning call kami berdua. Tetapi dia sendiri yang akhirnya ketiduran. Langsung bersiap-siap, akhirnya kami berangkat pukul 6.20, 20 menit lagi sebelum bus kami berangkat.
Awal rencana menggunakan subway untuk berangkat ke terminal, akhirnya kami memutuskan untuk memanggil Taxi. Untungnya, semua supir Taxi di sini mengidolakan Lewis Hamilton, sehingga gaya menyetir mereka mirip-mirip dengan pembalap-pembalap F1. Kami pun akhirnya sampai di Terminal pada pukul 6.30. Bus yang akan kami tumpangi sudah terlihat. Setelah menenangkan diri, kami pun akhirnya naik bus. Bus di sini sangatlah tepat waktu, tepat pukul 6.40, mereka menutup pintu bus dan memulai perjalanan.
Kursi bis sangatlah empuk, lebih empuk dari kasur di dorm. Sandaran kaki dan sandaran punggung bisa diatur sesuka hati. Di dalam bus tersebut pun juga ada televisi untuk menghilangkan kebosanan (walaupun untuk aku pribadi, menonton TV pun tetap membosankan karena ngga ngerti apa yang hostnya bicarakan). Perjalanan bus memakan waktu selama 4 setengah jam, jadi saatnya memejamkan mata dan melanjutkan tidur yang tertunda.
Penampakan bis dari kursi |
Biasanya, jika orang-orang baru sampai di suatu tempat, mereka pasti langsung mencari landmark khas kota tersebut. Namun kami berani berbeda, sesampainya di Seoul kami langsung ke..
Umrohnya fans K-Pop |
Selain menjual souvenir, di dalam SM TOWN juga ada SM MUSEUM yang berisikan tentang sejarah SM Entertainment, dan sejarah setiap idol group di bawah binaan mereka. Yang paling menarik adalah, mereka menyediakan teknologi AR Photo with Artists, di mana kamu bisa 'berfoto' dengan artis idolamu, dan dicetak langsung.
Sejarah SNSD (Girls Generation), mulai dari debut sampai sekarang |
Proses AR Photo |
Setelah dari SM TOWN, kami melanjutkan perjalanan menuju hostel tempat kami menginap untuk menaruh barang, dan beristirahat sejenak (karena kami nyasar hingga harus berjalan kaki muter-muter). Lalu pada malam hari, kami pergi ke Cheonggyecheon Stream dan Dongdaemun Market yang lokasinya berdekatan. Kami menghabiskan waktu di sana hingga hampir jam 12 malam, lalu kami kembali ke hostel untuk beristirahat.
Keesokan harinya, kami pergi ke tempat-tempat lebih 'turis' lagi, yaitu Gyeongbukgong Palace, Namsan Seoul Tower, dan MyongDong Street.
Gyeongbukgong Palace adalah tempat yang sangat 'Korea Banget'. Apalagi, pada saat aku ke sana adalah hari raya Chuseok, sehingga banyak sekali orang-orang yang menggunakan Hanbok di sana. Dan juga, sangat kebetulan pada saat kami baru sampai di sana, prosesi pergantian penjaga gerbang baru saja dimulai. Jadi, kami dapat menyaksikan prosesi pergantiannya. Areanya cukup luas, sehingga bisa untuk berjalan-jalan sambil berkhayal bagaimana rasanya hidup di zaman kerajaan.
Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan ke Namsan Tower. Dan ternyata...
Lokasi hitz buat mojok para remaja Seoul (sayang sekali penulis belum punya seseorang untuk diajak mojok) |
Pasar penuh dengan street food. Ingat isi dompet ya! |
Tipikal turis. |
Keesokan harinya, kami pergi ke tempat-tempat lebih 'turis' lagi, yaitu Gyeongbukgong Palace, Namsan Seoul Tower, dan MyongDong Street.
Gyeongbukgong Palace adalah tempat yang sangat 'Korea Banget'. Apalagi, pada saat aku ke sana adalah hari raya Chuseok, sehingga banyak sekali orang-orang yang menggunakan Hanbok di sana. Dan juga, sangat kebetulan pada saat kami baru sampai di sana, prosesi pergantian penjaga gerbang baru saja dimulai. Jadi, kami dapat menyaksikan prosesi pergantiannya. Areanya cukup luas, sehingga bisa untuk berjalan-jalan sambil berkhayal bagaimana rasanya hidup di zaman kerajaan.
Prosesi pertukaran penjaga |
Bangunan tradisional di tengah era modern |
Di dalam Gyeongbukgong Palace |
KITA HARUS BERJALAN KAKI SEJAUH 1,2 KM SAMBIL NAIK BUKIT!!!
Ada sih, cable car yang mengantar kami sampai puncak bukit, tetapi karena pada saat kami ke sana, antriannya panjang sekali! Akhirnya, kami memutuskan untuk berjalan kaki saja menyusuri bukit tersebut. Akhirnya setelah sampai atas, lutut kami menyerah, dan nafas kami pun sudah tersengal-sengal. Lalu, kami naik ke atas Namsan Tower (dengan lift ya, bukan dengan tangga 😝😝).
Stairway to Heaven |
Sesampainya di Observatory Deck, aku sendiri takjub melihat pemandangan Seoul dari atas. Perkotaan dikelilingi oleh perbukitan. Uniknya lagi, di setiap kaca, mereka menempelkan beberapa kota-kota besar di dunia sesuai arahnya, dan menaruh jaraknya dari Seoul.
Pemandangan Namsan Tower dari atas, melihat ke arah Kim Jong-Un |
Setelah kami turun, kami pergilah ke tempat penjebol dompet.. MYEONGDONG!! Di sini kami tidak mengambil banyak foto karena sudah asik belanja 😂. Banyak sekali toko barang-barang branded di sini. Jadi.. siapin isi dompet kalian kalau kalian kalap di sini!
Di Myeongdong, aku membeli beberapa boneka Pokemon dan 2 buah album dari grup favoritku, yaitu Epik High. Setelah gelap tiba, kami berencana untuk kembali ke Dongdaemun untuk mengakhiri malam kami. Setelah ke stasiun kereta bawah tanah, aku sendiri tersadar..
TAS KRESEK KU KURANG SATU!
Yang awalnya membawa dua tas kresek, tiba-tiba hanya terbawa satu! Akhirnya aku dan teman-teman langsung berjalan cepat dari stasiun ke tempat kami terakhir duduk. Mengabaikan segala sakit dan pegal-pegal yang ada di kaki. Untungnya saja, kresek tersebut berhasil kami temukan, walaupun ditutupi beberapa sampah dan puntung rokok karena banyak yang mengira itu kresek sampah!
Setelah tragedi tersebut, akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Dongdaemun (lagi). Kami menikmati malam terakhir kami di Seoul dengan makan Korean Barbeque.
Wajah kami sebelum tahu berapa harganya |
Comments
Post a Comment